Pengelolaan Kelas Perspektif Baru


Ini adalah lanjutan dari postingan mengenai pengelolaan kelas sebelumnya yang pernah kita ulas namun dalam perspektif yang baru.

Pengelolaan Kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dalam salah satu tulisannya Raka Joni (Wordpress.com, 2007) mengupas tentang pengelolaan kelas.  Menurutnya pengelolaan pengelolaan kelas  merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal  bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.


Kemajuan iptek dan mengglobalnya dunia informasi dan komunikasi sebenarnya membutuhkan pribadi-pribadi yang matang dan berwatak. Ternyata pendidikan di masa lampau lebih menekankan manusia menjadi cerdas logis matematis dan bahasa, namun tidak memiliki watak yang tangguh dan bermoral luhur. Maka pentinglah pemberian otonomi pendidikan pada sekolah masing-masing untuk menentukan visi dan misinya dan melaksanakannya sehingga menghasilkan peserta didik yang selain cerdas, berkeahlian sekaligus berkepribadian tangguh. Untuk ini diperlukan tenaga-tenaga professional, karena membutuhkan kemampuan-kemampuan seorang guru sebagai “Artist, scientist, and technologist.”

Di masa mendatang para pendidik (guru) hendaknya bergairah dan terlatih untuk mengetahui potret dirinya di kelas. Penelitian kelas hendaknya dilakukan untuk melihat potret dirinya selaku pendidik, pengajar, dan sebagai pribadi. Bagaimana penilaian peserta didik tentang para gurunya, sebagai pendidik, pengajar dan juga sebagai seorang pribadi. Guru juga perlu meningkatkan tingkat akademik dan profesionalitasnya (beban sosial ekonomi sering menjadi hambatan, maka peningaktan kesejahteraan perlu). Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait); segi administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap professional itu meliputi antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan; menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang professional, produktif dan kolaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik.

Berbagai perubahan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional, diantaranya, terjadi dengan dikenalkannya berbagai program yang langsung berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Perubahan ini menuntut penyesuaian dan bahkan terobosan dan inovasi di bidang pendidikan umumnya dan pengelolaan kelas khususnya. Pandangan ini didasari oleh tuntutan peningkatan pengelolaan, khususnya yang menyangkut bidang manajemen kelas, mengingat peran penting guru dan kelas tempat mana interaksi belajar megajar berlangsung. Diberlakukannya berbagai pendekatan baru dan berubahnya manajemen pendidikan nasional dari sentralistik menjadi desentralistik, yang ditandai dengan diberlakukannya Manajemen Berbasis Sekolah, telah membawa suatu harapan baru bagi sekolah dan kelas, khususnya, dalam proses pembelajaran yang berkualitas. Pengkajian terhadap manajemen kelas akan meningkatkan pemahaman kita dalam memperoleh pencerahan tentang kelas untuk melakukan perbaikan ke depan (Goodlad; 1984).

Perlu juga diusahakan suatu pengelolaan kelas dengan perspektif baru. Pengelolaan kelas tidak sekedar pada hal-hal teknis atau menyangkut strategi belaka, namun lebih menyangkut faktor pribadi-pribadi peserta didik yang ada di kelas tersebut. Pengelolaan kelas tidak dapat dilepaskan dari aspek manusiawi dari pembelajaran dan pengajaran. Pengelolaan kelas yang ditekankan pada bagaimana mengelola pribadi-pribadi yang ada akan lebih menolong dan mendukung perkembangan pribadi, baik pribadi peserta didik maupun pribadi gurunya. Kelas yang dikelola dengan cara demikian, peserta didik tidak hanya akan berkembang intelektualtasnya saja, namun juga aspek aspek afektif, konatif, dan sosialitasnya. Sebab belajar ternyata tidak hanya terbatas pada aspek intelektual tetapi juga aspek perasaan, perhatian, keterampilan dan kreativitas. Proses belajar hanya efektif jika ada relasi dan komunikasi yang bermutu antara pendidik dan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Guru yang tidak menyampaikan kualitas dan makna hidupnya dalam setiap mata pelajaran yang diembannya kepada anak, tidak akan banyak berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Kelas atau kegiatan belajar mengajar hendaknya menjadi suasana yang menggairahkan dan mengasyikkan untuk kegiatan eksplorasi diri dan menemukan identitas diri. Maka pengajaran secara integral mesti berkaitan dengan pendidikan nilai.

Komentar

Postingan Populer