Antara Sarung dan Jas, Selop dan Sepatu
Berdasarkan memoar Pangeran Djajadiningrat yang ditulis tahun 1933-1934, orang pribumi belum terlalu lama berpakaian ala orang Eropa. Djajadiningrat menulis, "Dalam tahoen 1902 masih beloem galib bagi orang Boemipoetera memakai tjara orang Eropah, baik seloeroehnja, baikpoen setengah-setengahnja. Sedangkan Regent-Regent masih memakai setjara orang Boemipoetera sedjati, jaitoe berkain, berdjas goenting Djawa, dan berdestar. Maka tidaklah ia memakai sepatoe, melainkan selop." Lihatlah pakaian Bupati Kudus, RM Tumenggung Tjondronegoro pada tahun 1867

Sumber : Kompas.com

Komentar

Postingan Populer